Tiga Kementerian Diminta Bangun Mekanisme Rujukan bagi Keluarga Pasien Covid-19

JAKARTA, binews.id -- Sudah ribuan keluarga yang terpapar Covid-19 dengan berbagai tingkatannya. Baik yang meninggal, di isolasi, perawatan maupun isolasi mandiri tentu akan menghadapi kesulitan dalam mengurus keluarga. Salah satunya adalah memastikan kondisi anak anak mereka.
Kenapa sangat penting, karena bila terkena wabah Covid 19 dampaknya ortu tidak bekerja, aktifitas untuk dibantu orang lain sangat terbatas, akses yang dibutuhkan mungkin juga terbatas. Sehingga anak anak rentan terlantar dan mendapatkan kekerasan. Untuk itu perlu yang berwenang melakukan rekomendasi, rujukan dan dukungan pada situasi keluarga seperti ini.
Meski di permukaan, kasusnya baru 2 yang dilaporkan, pertama Anak kelas 1 SMP di Jakarta yang ayah dan ibunya di rawat di wisma atlet dan ayahnya telah meninggal dalam perawatan. Namun kabarnya Ibunya sudah dalam kondisi membaik. Selama perawatan ayah dan ibunya, anak tinggal bersama pembantu.
Kedua yang dilaporkan Gubernur Ridwan Kamil, bahwa telah mengasuh anak yang ayah ibunya dirawat di RS akibat Covid 19.
Baca juga: KPAI: Setiap Anak Berhak Memperoleh Perlindungan Dari Penyalahgunaan Politik
Jasra Putra Komisioner KPAI mengingatkan peran Negara untuk mendukung keluarga keluarga yang sedang dalam perawatan akibat Covid 19. Terutama anak anak mereka yang ditinggalkan karena ada potensi terlantar atau diasuh diluar anggota keluarga.
"Sering sekali kita di situasi bencana menghadapi anak anak yang mengalami kekerasan, kejahatan bahkan lebih kita tidak inginkan, ketika anak anak mengalami kekerasan seksual. Situasi krisis berkepanjangan akibat Covid 19, perlu dipetakan pemerintah. Terutama di keluarga yang orang tuanya dirawat di RS," ujarnya.
Pemerintah pusat dan daerah juga telah menetapkan status daerah, dengan status bencana nasional non alam yang di dalamnya ada kewajiban kita semua bersama sama merespon isu kemanusiaan ini. Anak anak menjadi masuk kategori Anak Membutuhkan Perlindungan Khusus sebagaimana dalam UU Perlindungan Anak.
Terutama mereka yang terlepas dari keluarga, atau asuhan orang tua, bisa juga terlepas asuhan kakek neneknya karena situasi ini.
Baca juga: Jumlah Pasien Sembuh Terus Meningkat, Gugas Optimis COVID-19 Bisa Disembuhkan dengan Baik
Menurut Jasra Putra, Hotline Family Support harus dihidupkan, yang dapat terkonek antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaksana di tingkat RT RW, agar terpantau dan dapat dilakukan langkah langkah yang baik guna kepentingan terbaik anak.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Mahasiswa S3 Ilmu Lingkungan UNP Laksanakan Praktik Kerja Lapangan di Kepulauan Riau
- Hj. Nevi Zuairina Minta Ada Transformasi Kesehatan dan Pariwisata di KEK Sanur
- PP IPPNU X Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama Gelar Peer Educator Cegah Stunting
- Gubernur Mahyeldi, Direktur dan Rektor UNP Temui Wapres Usulkan Pengembangan RSAM Bukittinggi
- Bio Farma Ajak Perempuan di Kalimantan Tengah Cegah Kanker Serviks
Progul Dokter Warga Mulai Layani Masyarakat Kota Padang
Kesehatan - 24 Februari 2025
Jaga Kesehatan Pegawai, KAI Divre II Sumbar Gelar Medical Check Up
Kesehatan - 19 Februari 2025
Mahyeldi Jalani Medical Check-Up di RS Unand Jelang Pelantikan
Kesehatan - 14 Februari 2025
KAI Divre II Sumbar Gelar Pengobatan Gratis terhadap 228 Pensiunan
Kesehatan - 10 Februari 2025